Selamat datang di WEBSITE kami infobudaya.id - Sharing Kesenian - Berbagi Info Tentang Kebudayaan
INFO UPDATE : -- SEGENAP KELUARGA BESAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MADIUN MENGUCAPKAN "SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA KE 94 DENGAN TAGLINE : "BERSATU BANGUN BANGSA" TAHUN 2022" --.

Nglames — . Rabu, (22-12-2021).

Hari Ibu yang diperingati dan dilaksanakan setiap tanggal 22 Desember ini mempunyai makna sebagai wujud upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan Perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada kesempatan yang berbahagia ini, seluruh ASN, Tenaga Ahli, Staf dalam ruang lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun yang dipimpin oleh Ibu Kepala Dinas, Dra. SITI ZUBAIDAH, M.H ikut memperingati Hari Ibu yang ke 93 pada tahun ini. 

“Melalui momentum Hari Ibu kali ini,  kami berharap  supaya masyarakat lebih mempunyai  dan meningkatkan kesadaran kitasemua akan pentingnya kesetaraan gender dengan  selalu berkarya dalam segala bidang. Upaya untuk mandiri dan introspeksi didalam keluarga dan masyarakat bahkan peran dalam bekerja selalu kita tingkatkan. Dengan  kasih sayang seorang Ibu kepada keluarga  dan anak  merupakan salah satu modal  dalam membangun negara kita tercinta,” papar Ibu Eny Dwi Rachmawati S.E. (sebagai narasumber)

Foto : Narasumber hari Ibu_Eny_Dwi_Rachmawati

Sumber Berita : 

Ibu Eny Dwi Rachmawati, S.E.

Temu S.

Kontributor : Tika

SEJARAH PERINGATAN HARI IBU

Berikut ini sejarah hari ibu dikutip dari Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Ibu Ke-93 Tahun 2021 dan LPMP Provinsi Riau.

Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta.

Kongres tersebut dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I, yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut, terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Kemudian pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.

Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I, yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut, terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Kemudian pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.

Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.

Penulis: Kristina Wulandari — Tribunnews
Editor: Nugroho — Info Budaya Dispendikbud Kab. Madiun

Untuk Wanita Terhebat Lukisan Kritik Seni Lukisan Minyak.
Click to rate this post!
[Total: 1 Average: 5]

By Nugroho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Chat
1
Ada yang bisa Kami Bantu ?