
Dinas pendidikan dan kebudayaan memberikan piagam penghargaan kepada Komunitas Kompas Madya HvM yang selalu komitmen mendukung kegiatan pelestarian sejarah di Madiun raya.

Komunitas Pelestari Sejarah dan Budaya Madiun Raya (Kompas Madya) Historia van Madioen (HvM) menggelar doa bersama di Makam Eyang Ronggo Prawirodirjo III di Gunung Bancak, Desa Giripurno, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan-Jawa Timur, Sabtu (18/12/2021).
Seperti yang dikutip dari laman rri.co.id, doa bersama digelar dalam rangka “Haul Agung ke – 211” Eyang Ronggo III. Beberapa sejarawan menempatkan Raden Ronggo Prawirodirjo III sebagai tokoh lokal penting dalam dinamika Jawa karena kepemimpinannya yang anti kolonial Belanda terutama saat menjabat sebagai Bupati Madiun.
Selain anggota Kompas Madya, kegiatan ziarah dan doa bersama diikuti para pegiat budaya, perwakilan pemerintahan desa setempat, dzuriyah atau keluarga eyang Ronggo III, perwakilan Pemkab Madiun dan Magetan.
Ketua Kompas Madya Septian Dwita Kharisma mengungkapkan bahwa kegiatan ziarah ke makam Ronggo III di Gunung Bancak Magetan merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahun.
“Haul Ronggo Ini adalah acara rutinan dari Kompas Madya. Setiap tahun kami mengadakan acara haul disini,” kata Septian.
Dengan kegiatan tersebut kata Septian, diharapkan mampu memberikan spirit kepahlawanan yang telah dicontohkan Eyang Ronggo III sebagai role model yang masih relevan hingga saat ini.
“Ini adalah salah satu upaya kami untuk merefleksikan perjuangan dan pengorbanan Raden Ronggo III, yang mempertahankan kewibawaan Kraton Yogyakarta dari cengkraman Belanda. Eyang Ronggo sebagai role model kepahlawanan brang wetan, Madiun dan sekitarnya. Kami ingin membangun dan menghadirkan karakter Ronggo melalui diskusi, haul, dan kegiatan seperti ini, dan ini masih sangat relevan,” papar Septian.
Kasi Sejarah, Tradisi dan Cagar Budaya, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Madiun Temu Sugino yang hadir pada kesempatan tersebut mendukung kegiatan ziarah rutin yang dilakukan Kompas Madya. Bahkan kata Sugino sebuah film dokumenter Ronggo III kini telah disiapkan Pemkab Madiun agar sosoknya lebih dikenal masyarakat.
“Kalau berbicara Madiun Raya, (Magetan, Madiun Kabupaten dan Kota) itu sebetulnya ya satu. Saya sepakat apa yang disampaikan ide dari kawan-kawan Kompas Madya, kita kolaborasi dan sengkuyung bersama untuk kita uri-uri supaya sampai ke anak-cucu kita generasi berikutnya. Bahkan sebuah Film dokumenter Ronggo III kita siapkan,” ujar Sugino.
Lebih Jauh Temu sapaan akrabnya mendukung langkah kolaborasi yang didorong Kompas Madya dengan melibatkan pemerintah daerah lintas wilayah.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan Dian Astuti Purwandani menyatakan meski Pemkab Magetan belum terlibat aktif namun pihaknya mengapresiasi dan berharap dapat berkolaborasi pada kegiatan serupa di masa yang akan datang.
“Mungkin kami dari Dinas Parbud belum maksimal, namun kami sangat mengapresiasi. Semoga kedepan bisa kerja bareng antara Kompas Madya, Dinas yang ada di Madiun dan Magetan untuk menyelenggarakan acara-acara semacam ini. Kalau bukan kita siapa lagi terutama kita di Madiun Raya ini untuk menggiatkan bersama terkait pembudayaan,” kata Dian.
Sebagaimana diketahui Raden Ronggo Prawirodirjo III adalah seorang putra Madiun yang lahir pada sekitar 1779 M. Sultan Hamengkubuwono II menunjuk Ronggo tidak hanya sekedar Bupati yang menguasai Madiun tapi juga memimpin seluruh wilayah kabupaten dari Kesultanan Yogyakarta yang berada di wilayah mancanegara wetan. Iapun memiliki kontrol dan kekuasaan yang cukup luas baik geografis maupun politik.